my biodata yang punya blogger
KAKAK MOTIVASI
Nama ku adalah Shindy, Aku mempunyai seorang sahabat yang sangat baik bahkan dekat mungkin bisa di bilang sebagai kakak walaupun bukan kakak kandungku. Tetapi mereka adalah kakak-kakak ku yang sangat baik mereka selalu ada buat aku disaat suka maupun duka, dan mereka pula yang selalu memberikan semangat dan motivasi di saat aku terjatuh. Kakak-kakak ku itu bernama kak nurul dan kak farah. Tapi aku lebih asyik dan nyaman bersama kak nurul dibandingkan dengan kak farah karena kak farah itu orang nya egois tetapi dia juga baik. Ketika aku sedang nonton tv tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah ku,ternyata yang mengetuk pintu rumah ku , kak nurul. Kak nurul: ‘’assalamu’alaikum?’’ Shindy: ‘’wa’alaikumsalam.’’ (sambil mempersilahkan kak nurul masuk) Kak nurul: ‘’shindy,lagi apa?’’ Shindy: ‘’lagi santai aja, emg kenapa ka?’’ Kak nurul: ‘’shindy, kakak ganggu gak?’’ Shindy: ‘’enggak, kok.’’ Kak nurul: ‘’oh, iyah bisa bantu kak nurul ga?’’ Shindy: ‘’bantu apa kak?’’ Kak nurul: ‘’anterin kakak kerumah kak wida.’’ Shindy: ‘’dimana kak rumah nya?’’ Kak nurul: ‘’di Cigudeg.’’ Shindy: ‘’oh yaudah kak, kapan?’’ Kak nurul: ‘’tahun depan shin.’’ (sambil ketawa) Shindy: ‘’hahaha, kakak bisa aja.’’ Kak nurul: ‘’sekarang lah.’’ Shindy pun mengantar kak nurul ke rumah teman nya yang bernama kak wida di Cigudeg, dan ketika sedang di perjalanan motor kami mogok, kami bingung harus minta pertolongan kepada siapa. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang datang menghampiri kami, kami sangat panik, dan ternyata laki-laki itu ternyata ingin menolong kami. Dan disitu aku dan kak nurul berkenalan dulu dengan laki-laki tersebut. Laki-laki: ‘’kalian kenapa, ada yang bisa saya bantu? Kak nurul: ‘’motor kami mogok.’’ Laki-laki: ‘’boleh saya bantu?’’ Kak nurul: ‘’boleh banget.’’ Dan laki-laki tersebut membantu motor kami , sehingga tidak mogok lagi. Shindy: ‘’gimana motor nya sudah bisa?’’ Laki-laki: ‘’sudah.’’ Shindy dan kak nurul: ‘’makasih banyak yah atas bantuan nya.’’ Laki-laki: ‘’sama-sama, emang kalian mau ke mana?’’ Kak nurul: ‘’saya mau ke rumah teman saya.’’ Laki-laki: ‘’oh,yasudah hati-hati yah.’’ Dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju rumah teh wida, ketika sampai di rumah kak wida, kami dipersilah kan masuk oleh kak wida. Kak nurul: ‘’assalamu’alaikum?’’ Kak wida: ‘’wa’alaikum salam.’’ (sambil mempersilahkan masuk) Kak nurul: ‘’wida maaf ganggu, saya mau mengambil baju kebaya saya untuk perpisahan lusa.’’ Kak wida: ‘’oh, tunggu yah, saya ambil dulu.’’ Dan kami menunggu wida yang sedang mengambil baju kebaya, dan tiba-tiba ada seorang lelaki yang akan menuju rumah kak wida, ternyata lelaki itu, yang tadi menolong kami. Dan lelaki itu menghampiri kami. Laki-laki: ‘’kalian kok ada di sini?’’ Kak nurul: ‘’kami sedang ada perlu di rumah wida.’’ Shindy: ‘’kok,kakak juga ada di sini?’’ Laki-laki: ‘’ini kan rumah keponakan saya.’’ Kak nurul: ‘’ohh, keponakan nya’’ Tiba-tiba kak wida datang dan membwa baju kebaya itu. Kak wida: ‘’kalian sudah kenal?’’ Kak nurul: ‘’iyah, karena dia sudah menolong kami.’’ Kak wida: ‘’ ini saudara saya, nama nya fikry.’’ Kak nurul: ‘’ohh, yasudah yah aku pulang dulu.’’ Kak fikry: ‘’kok, sebentar?’’ Shindy: ‘’ngapain lama-lama?’’ Ka fikry: ‘’haha, dhe, boleh gak kakak minta nomer nya?’’ Shindy: ‘’boleh, ini nomer nya.’’ Kak nurul, kak wida: ‘’cieeeee.’’ Ketika selesai bercakap-cakap kami pun langsung pamitan untuk pulang. 1 minggu kemudian Shindy pun sudah mulai akrab dan menjalin persahabatan. Dan kak fikry pun selalu memberikan motivasi untuk aku disaat aku seang sedih dan ada masalah, kak fikry lah yang selau suport dan memberi semangat untuk aku. Tetapi sekarang sudah tidak sedekat dulu karena sedang sibuk mengurusi kuliah nya, sampai sampai sekarang tidak pernah ada kabar lagi bahkan aku selalu berfikir bahwa mereka sudah lupakan aku, tapi semua itu tidak benar mereka masih mengenaliku dan tetap menjadi kakak kebanggaan ku aku jadi kangen sama mereka yang biasa kasih aku motivasi dan menasehati ku. Apalagi kak farah yang sekarang kelas 3 SMA dan tahun sekarang dia juga akan melanjutkan kuliah nya. Tapi aku mengerti dengan alas an mereka yang tidak pernah ada kabar, shindy akan selalu mendo’a kan kalian agar tercapai cita-cita kakak-kakak ku dan menjadi orang yang sukses. SELESAI karya: nicky dan shindy
hidup tanpa orang tua
HIDUP TANPA ORANG TUA Keluarga adalah segalanya bagiku, terutama Ibu. Aku bahagia dengan keluarga ku, karena aku tinggal dengan Ayah, Ibu, Kakak, dan Adik, lengkap sudah keluarga ku ini. Namun kini keluargaku tidak sebahagia dulu. Aku sangat kecewa pada Ayah, karena Ayah akan mencerai kan Ibu tanpa alasan yang jelas. Suatu malam di Ruang makan, saat Ibu sedang mengaji di Mushola dengan Ibu-ibu yang lain nya. Ayah, Aku, kakak, Adik sedang makan,sambil berbincang-bincang. Aku: ‘’Ayah, kenapa sih Ayah akan menceraikan Ibu?’’ Ayah: ‘’Anak kecil gak boleh ikut campur urusan Orang Tua!!!.’’ (ekspresi yang jutek) Kakak: ‘’Kita semua kan udah dewasa, jadi kita berhak tau.’’ Ayah: ‘’Ayah bilang ini urusan Orang Tua.’’ (sambil marah) Adik: ‘’Ayah JAHAT.’’ (nangis) Dan Aku, Kakak, Adik masuk ke kamar tanpa menyelesaikan makanan nya. Dengan wajah yang sangat kecewa pada ayah. Tiba-tiba ada ibu datang. Ibu: ‘’Assalamu’alaikum?’’ (tidak ada yang menjawab) Satu bulan pun tiba Ketika satu bulan kemudian, ayah ku menikah lagi dengan anak yang seusia Kakak ku, dan Ibu sangat kecewa pada kelakuan Ayah. Ibu ku semakin hari semakin tidak baik keadaan nya, karena mendengar semua itu, dan Ibuku di usir oleh Ayah ku…. Ketika Ibu sedang membereskan barang-barang nya. Tiba-tiba Kakak datang menghampiri ibu. Kakak: ‘’Ibu… aku gak mau tinggal sama Ayah, Aku mau nya tinggal sama ibu aja.’’ (nangis) Ibu: ‘’ Iyah kak, terserah kamu saja.’’ Kakak: “Ibu yang sabar yah!’’ Ibu: “iyah nak.” Ketika ibu diusir oleh Ayah, Aku Kakak, dan Adik pergi dari rumah bersama Ibu. Dan kakak ku berusaha mencari kerja , untuk membiayai Ibu, dan Adik-adik nya. Ketika semua itu terjadi, Ibu jatuh sakit selama 2 hari, padahal Ibuku tidak punya penyakit apapun. Dan tak ku sangka Ibu ku pergi meninggal kan aku, adik, dan kakak, untuk selama nya (meninggal dunia). Tanpa ada pesan terakhir. Kita semua sangat sedih, dan aku tak tahu harus ke siapakah aku mengadu. Ketika ibu akan di kuburkan, Ayah ku datang tanpa ada rasa sedih Kakak: ‘’Kenapa ayah kesini?’’ (marah) Ayah: ‘’Ayah datang untuk kalian.’’ Kakak: ‘’Untuk apa ayah?’’ Ayah: ‘’Ayah akan membawa kalian ke rumah lagi dengan ibu baru mu.’’ Adik: ‘’Ayah, ibu kami hanya ada 1 dan tak kan tergantikan!!!” Ayah: ‘’Yasudah, terserah kalian, yang penting kalian kembali ke rumah yah?’’ Kakak: ‘’Iyah ayah” (kecewa) Ketika selesai menguburkan ibu, kami pergi kembali ke rumah. Sesampai nya di rumah Ayah dan Ibu baru menunjukan kamar nya kepada aku, kakak, dan adik. Ayah: ‘’Kalian, tidur nya disini yah!!!’’ Adik: ‘’Apah??? Ini kan kamar pembantu.’’ Aku: ‘’Massa, kita tidur disini.’’ Ibu baru: ‘’Masih untung kalian tinggal disini.’’ Adik: ‘’Ayah JAHAT!!!’’ Ayah: ‘’Sekarang kalian beres-beres rumah’’ Adik: ‘’Aku gak mau!’’ Ayah: ‘’Awas kalian, kalau tidak beres-beres Ayah akan hukum kalian.’’ Kakak: ‘’Iyah Ayah.’’ Ketika kakak sedang mengepel , tanpa di sengaja air pel an nya tumpah, dan ketika ayah akan keluar tiba-tiba ayah terpeleset. Dan ayah pun memukuli kakak sampai luka. Ketika adik pulang bermain tanpa di sengaja adik melihat kakak yang sedang di pukuli. Adik: ‘’Ayah… berhenti.’’ Ayah: ‘’makanya kamu yang bener dong kerja nya.’’ Kakak: ‘’Iyah Ayah’’ Ayah pun berhenti memukuli kakak, dan Ayah pergi untuk berangkat kerja. Ketika aku sedang beres-beres rumah, tiba-tiba aku melihat ibu mengambil uang ayah dengan banyak di tas nya. Dan ibu pun langsung pergi. Sore pun tiba dan Ayah pulang. Langsung pergi ke kamar. Dan ayah pun kaget melihat uang nya yang tidak ada. Tiba-tiba ayah memanggil kakak. Ayah: ‘’kakak…?’’ (teriak) Kakak: ‘’iyah’’ Ayah: ‘’Mana uang ayah?’’ Kakak: ‘’uang apa?’’ Ayah: ‘’alahhhh, jangan belaga gak tau deh.’’ Kakak: ‘’aku memang tidak tau yah.’’ Ayah pun kembali memukuli kakak sampai luka… Adik: ‘’ayahhh… sudah.’’ Ayah: ‘’kakak mu pantas di giniin.’’ Adik: ‘’emang kenapa ayah?’’ Ayah: ‘’Kakak mu sudah mencuri uang ayah’’ Adik: ‘’Tadi aku lihat ibu buka lemari ayah, dengan membawa uang yang sangat banyak.’’ Ayah: ‘’Ibu kemana?’’ Adik: ‘’Ibu kabur…’’ Ayah: ‘’Astagfirullah. Apa yang sudah aku perbuat kepada anak dan istriku.’’ (menyesali atas perbuatan nya) Dan Aku tidak rela kakak ku, di siksa sama siapa pun termasuk ayah. Dan akhir nya aku melaporkan kejadian ini ke polisi, karena ayah sudah memfitnah dan menyiksa kakak sampai luka. Tiba-tiba ada polisi datang ke rumah untuk membawa ayah ke penjara. Tanpa kusangka ayah memegang kaki Kakak dan meminta maaf kepada kaka, karena ayah telah khilaf atas perbuatan nya selama ini. Akhir nya kakak pun memaaf kan ayah dan tidak memasukan ayah ke polisi. SELESAI TEMA: Perpisahan yang menyakit kan PENOKOH: Ayah, Ibu, Kakak, Adik, Aku LATAR: 1) Tempat: Dirumah 2) Waktu: Siang, Sore, Malam ALUR: maju TAHAP PERKENALAN/PELERAIAN: Keluarga adalah segalanya bagiku, terutama Ibu. TAHAP PENAMPILAN MASALAH: Ayah menceraikan Ibu. TAHAP PUNCAK KETEGANGAN: Ayah menikah lagi dengan anak sesusia kakak. TAHAP KETEGANGAN MENURUN: Ayah sadar atas perbuatan nya. TAHAP PENYELESAIAN: ayah meminta maaf kepada kakak, adik, dan aku. NAMA: NICKI JUNIANTI KELAS: IX.9 CERPEN B.INDONESIA
Izinkan Aku Menangis dalam Senyummu
Langit begitu muram, membakar awan hingga tampak merah menganga. Menyulut hingga dasar hatiku, membakat rongga-rongga dada hingga jantungku. Membuat hatiku murka pada Kekuatan Abadi yang memaksa bapakku kembali ke haribaan-Nya. Tiadatidak untuk mnolak kehendak Sang Berkehendak. Air mataku larut dalam genangan pasrah, tengkurap dalam dekapan bunda. Butir-butir mutiara bergiliran menetes dari sela-sela bibir bunda, mengundang segenap malaikat tuk belai hatiku, tenangkan jiwaku yang tengah hancur. Angin sumilir menerpa keranda, mengantarkan bapakku kembali pada Yang Tak Pernah Pergi. Tasbih beriring do’a menggema di dinding-dinding cakrawala, berikan kabar gembura akan bapakku yang tengah bersenandung rindu di surga. Mataku tak berkedip menatap lukisan di dinding bambu itu. Aku teringat, tepat delapan bulan lalu, saat ulang tahunku yang ke 15, buah tangan ayahku sebagai hadiah ulang tahunku. Salam senyum hangat memeluk tubuhku, menuturkan penggalan kata surga, mengisyaratkan akan kepergiannya segera. Pesan yang begitu menyentuh kalbu, tetapi maksudnya tak mampu kutahu. Suasana hati yang riang bahagia, membuatku larut dalam pesta sederhana malam itu hingga berlian yang mengenai telingaku tak mampu ku dengar. Kini telingaku mulai melebar, mencari sisa-sisa berlian yang telah dijatuhkan bapakku dalam pori-pori gendang ini. Otakku juga memaksa syaraf-syarafnya, mengais sejarah-sejarah delapan bulan silam. Untung, kertas putih yang terbungkus darah masih tercecer di otakku. Tulisannya nampak begitu jelas di otakku: “berbahagialah dengan sisa umurmu, sebuah perbuatan yang mulia tak selamanya terlihat indah. Lebih baik mati sebagai manusia walau terlihat seperti binatang, daripada hidup sebagai binatang namun tampak seperti manusia.” Kini aku tersadar, pesan bapakku telah nyata dalam duniaku saat ini, dimana banyak orang menjadikan dirinya sebagai binatang yang rakus akan tetesan kesejukan dunia yang menipu, juga tak sedikit orang yang terlihat seperti binatang, mengais mengorek sampah demi lalunya nyawa. Kata itu membuat aku tahu, bahwa apa yang aku rasa, apa yang aku tahu, dan apa yang terfikir olehku selama ini, sebelum bapakku meninggalkanku ternyata berbanding terbalik dengan kebenaran yang hakiki. Aku merasa hidup ini mudah dan menyenangkan tetapi aku tak tahu, bahwa selama ini bapakku terjepit dan bersedih, bersenandung dengan terik mentari di luar sana. Yang aku tahu hanya keringat dan darah yang telah berubah menjadi rupiah. Yang terfikir oleh otak kecilku hanya glamour dan limpahan surga, namun aku tak sampai berfikir, bahwa bapakku merelakan jazatnya berlinang di neraka demi senyumku. Mataku belum berpindah dari lukisan itu. Rasa sedih bercampur luka menggores hatiku hingga aku tak mampu meraba maksud bapakku. Air mataku melinang tak tertahan. Hatiku hanya bisa bersedih dan bertanya-tanya: “bapak, mengapa engkau begitu jahat dengan dirimu sendiri? Mengapa engkau bunuh dirimu dengan senyumku? Sudahkah tak ada hal lain yang lebih engkau inpikan daripada senyumku? Mengapa engkau tak ingin membagi rasa dengan anakmu ini? Apa aku masih terlalu dini tuk meneteskan air mata? Mengapa engkau tak izinkanku menangis dalam senyummu? Jantungku terasa sesak, penuh akan rasa lara hati ini. ———-0———- Delapan bulan silam, setelah bapakku tak lagi mampu memberikan senyumnya padaku. Ada bunda yang gantikan senyum itu juga langkah bapakku dalam menerpa kehidupan ini. Aku teringat, sore itu bunda menampakkan hidungnya terlihat hampa walau tertutup dengan senyum yang menghiasi bibirnya. Namun aku tak mampu menahan emosiku tuk luapkan rasa kecewaku kepada bunda. ”Sabar dulu nak, ibu pasti kabulkan permintaanmu.” Tutur kata lembut, Belaian tangan lembut serta kesabaran yang begitu nyata tak mampu ku tanggapi dengan sempurna. Aku tak tahu, apa yang ada di otakku saat itu. Setan apa yang merasuk hati ini hingga saat itu aku benar-benar murka, aku benar-benar kecewa, bahkan menatap matanya aku tak sudi. Pikiranku hanya terisi oleh glamour, dan apa yang kuinginkan terkabul dengan segera. Aku tak befikir bagaimana bisa terkabul permintaan yang tinggi sedangkan untuk makan sehari-hari hanya mengandalkan tulang bundaku saat itu juga. Kedinianku benar-benar menbuat nalar dewasaku buta, membuat mataku tak mampu melihat, terhalang kelopak dunia yang dusta. Sebelum aku terbangun dari tidur lelapku, bunda mulai melangkahkan kakinyadari rumah bambu ini. Berlari mengejar sisa-sisa nasi dalam tumpukan sampah, mengais rupiah dalam bangkai dan nanah. Tekat yang begitu besar, hanya ingin melihat senyumku, menbuat bunda memaksakan tubuhnya yang kusam dan kering itu bertahan dalam jeratan takdir yang kurang sepadan. Bunda, mengapa engkau juga tak jujur padaku? Mengapa engkau juga bunuh diri dengan senyumku? Apa sebenarnya arti dari senyum ini, jika engkau sendiri tak mampu tersenyum? Mengapa kau tak bilang padaku, Bahwa engkau tak tahan melawan kenyataan? Mengapa kau membiarkanku buta akan semua ini? Aku tahu, engkau pulang pasti membawa senyum manis untukku, namun kini aku juga tahu, nyatanya engkau terajajah oleh waktu, terpanggang mentari, terjerembab dalam tumpukan sampah. Sesal susah gelisah bercampur dalam tubuh ini hingga panas dingin rasaku pilu. Aku teringat sore itu bunda pulang dengan senyum palsu, menutupi sakit perih tubuhnya yang letih. Namun aku tetap tak peduli dengannya. Hingga pagi itu aku temui tubuhnya terbujur kaku diatas tikar jerami dengan kotak kecil dalam dekapannya. Air mataku berlinang tak henti memandang isi kotak kecil terbungkus koran bekas itu. Hanya ada sepucuk kertas merah bertuliskan pesan terahir sebagai hadiah ulang tahunku. “Nak, gunakan sisa waktumu tuk menjadi manusia seutuhnya, jangan seperi bapak dan ibumu yang seakan menjadi hewan. Maafkan ibu bapakmu yang tak mampu jujur padamu.” Aku janji pada diriku, aku tak kan pernah lupakan jasa-jasa yang telah engkau berikan selama ini. Juga kan ingat selalu pesan yang telah terekam oleh otakku. Bapak, ibu,…. Andaikan engkau masih ada saat ini, aku pasti memohon padamu hingga engkau benar-benar rela tuk ijinkan aku menangis dalam senyummu, agar aku tahu ini rasamu. Tapi sayang, semua ini kutahu saat semua telah berakhir. Cerpen Karangan: Ajir cahyo
SAKITNYA !! cinta bertepuk sebelah tangan (cerpen)
Kenapa begitu menyakitkan? Ketika aku mulai merasakan cinta, orang yang kucintai malah kuberikan pada sahabatku sendiri. Sungguh sakit rasanya memendam cinta tanpa mengungkapkannya. Aku memang bodoh, aku yang membuat mereka jadian, tapi aku yang menderita. Aku menyesal telah membuat mereka jadian, tapi apa dayaku aku tak berani merebut pacar sahabatku sendiri. Apalagi aku yang menjadi Mak Comblang sehingga mereka jadian dan apa aku juga yang harus membuat mereka berpisah? Dan membuat persahabatanku hancur ? Oh…. Tidak aku tidak mau ini terjadi. Biarlah aku yang menderita asalkan persahabatanku tidak hancur hanya karena pria. Kenalin nama aku Nadia Clarista Putri aku anak tunggal dari keluarga yang berada. Ayah dan ibuku adalah pebisnis yang sering bolak –balik keluar negeri. Aku kelas 2 di SMA yang terkenal di kotaku yaitu SMA 1 JAYA WIJAYA. Aku itu anaknya baik, cantik, pintar dan ceria. Aku mempunyai sahabat yang bernama Tania Delsiana Putri dia sahabatku sejak SD. Kami sering dikira anak kembar karena muka dan nama kita yang hampir mirip. Dan di sekolahku ada cowok yang terkenal Cool dan Pintar nyanyi dia bernama Bisma Karisma dia terkenal jutek pada semua orang makanya banyak yang tidak suka berteman dengannya. Sudah dulu perkenalannya yach. Back to story : Aku kesekolah dengan menggunakan mobil sportku. Sampai di parkiran sekolah aku melihat Tania yang sedang menunggu sambil berdiri didepan mobilnya. Aku turun dan menyapanya. ”Hay, Tania. Udah lama menunggu yach?”kataku sambil menghampirinya. ”Ngak juga tuch. Kita kekelas yuuk.” ”okey”. Sampai dikelas aku dan Tania langsung duduk di bangku kebetulan kami duduk sebangku. Tak berapa lama kami duduk belpun berbunyi menandakan jam pertama akan dimulai. Jam pertama adalah jam pelajaran Pak Rahmat guru matematika yang terkenal killer. “Pagi anak-anak” sapa Pak Rahmat “Pagi Pak” jawab seluruh siswa serempak. “Hari ini kita akan mulai materi baru, tapi sebelum kita mulai saya akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok dulu. Karena pada materi baru ini saya ingin agar kalian dapat menyelesaikan tugas yang akan saya berikan secara kelompok.” Kata Pak Rahmat panjang lebar. Setelah pembagian kelompok ternyata aku tidak sekelompok sama Tania malahan aku satu kelompok sama bisma anak yang terkenal cool di sekolahku. ” Okey sekarang kalian duduk di kelompok masing-masing.” komando pak rahmat. Saat duduk kelompok ternyata aku duduk disamping bisma, aku sich santai saja walaupun dia cowok cool tapi akau tidak tertarik dengannya. ” Kamu kelompok disini juga yach, Nadia.” Sapa Bisma saat aku duduk disampingnya. “Iya emang kenapa, kamu ngak suka?” Kata Nadia jutek. ”Ngak sich.” Kata Bisma singkat. ” Wah kesempatan buat ngorek informasi mengenai Tania nich” Kata Bisma dalam hati. Memang Bisma,Tania dan Nadia sekelas , tapi mereka tidak terlalu akrab dan saling cuek.satu sama lain. “Nad, kamu dan Tania udah temenan lama yach? “ Tanya Bisma pada Nadia. ” Iya , mank kenapa?”. Jawab Nadia singkat. ” Jadi kamu tahu dong, apa yang disukai Tania ?” Tanya Bisma ragu kalau Nadia akan tahu kalau dia ingin mengorek informasi tentang Tania. ” Ya jelas taulah aku dan Tania udah sahabatan sejak SD. Emang kenapa kamu Tanya- tanya? Kamu suka yach sama Tania.” Tanya Nania sambil nunjuk Bisma. “Hmmmpt. Iya sich. Tapi kamu jangan beritahu Tania dulu yach. Aku takut dia bakalan tolak aku. Karena setiap lihat aku dia jutek banget.” “ Emang Tania rada ngak suka sama kamu. Tapi aku rasa kamu cocok kok sama Tania.” Kata Nadia meyakinkan Bisma. “ Yang benar aku cocok sama Tania?” Tanya bisma dengan semangat. Tapi sebelum Nadia menjawab pertanyaan Bisma mereka keburu di tegur Pak Rahmat karena mereka hanya asyik mengbrol dan tidak memperhatikan apa yang di jelaskan. “Bisma, Nadia kenapa kalian ngorol terus? Kalau ingin ngobro lebih baik keluar!.” Tegur Pak Rahmat mengagetkan Bisma dan Nadia. “iya pak kita akan diam.” Jawab Bisma dan Nadia bersamaan. Bel istrahat pun berbunyi. Tania pergi ke perpustakaan karena di suruh Pak Rahmat mencari buku materi. Sedang Bisma menghampiri Nadia untuk membahas masalah yang tadi. Tapi Nadia mengajak Bisma bicara di Taman agar nyaman. “Nad, apa benar kalau aku sama Tania itu cocok?” Tanya Bisma pada Nadia setelah mereka sampai di taman belakang. “Itu menurut aku sich. Tapi aku ngak tahu kalau Tania mau apa tidak dengan kamu.” “Yach. Jadi ngak semangat dech…” “Kok ngak semangat? Semangat dong masa belum coba udah patah semangat duluan? Gini dech aku bakalan bantu kamu untuk PDKT sama Tania. Itu pun kalau kamu perlu bantuan aku.” Tanya Nadia pada Bisma. “Serius? Kamu mau bantuin aku? Tanya Bisma ragu. Nadia hanya mengangguk dan Bisma langsung memeluknya. Nadia merasakan nyaman di pelukan Bisma dan tanpa sadar jantung Nadia berdegup kencang hingga membuat Nadia menjadi grogi dan langsung melepaskan pelukan Bisma. Bisma juga langsung melepas pelukan itu dan langsung pergi meninggalkan Nadia yang masih terdiam karena kejadian tadi. Setelah kejadiam itu Nadia membuktikan kata-katanya untuk membantu Bisma untuk PDKT dengan Tania. Nadia membuat Tania agar pulang bareng dan jalan bareng bersama Bisma. Tapi entah mengapa Nadia merasa sakit melihat Tania bersama Bisma. Tapi dia merasa perasaan itu hanya rasa cemburu sesaat karena sahabatnya telah lebih dulu memiliki kekasih. Ternyata usaha Nadia berjalan dengan lancer saat Bisma mengajak Tania untuk Dinner. Bisma langsung menembak Tania, dan Tania langsung menerimanya. Bisma sangat bahagia mendengarnya. Dan disaat yang bersamaan Nadia mulai berpikir kalau selama ini dia cemburu melihat Tania dan Bisma karena dia sebenarnya mencintai Bisma. Dan dia berpikir agar dia segera akan mengungkapkan perasaannya sebelum Bisma menembak Tania. Setelah mengantar Tania kerumahnya Bisma memutuskan untuk mampir ke rumah Nadia untuk memberitahu kabar bahagia itu. Setelah sampai di rumah Nadia, Bisma mengetuk pintu dan langsung di buka oleh Pembantu Nadia. Dan Bisma menunggu Nadia di ruang tamu, sedang pembantu Nadia sedang memanggil Nadia di kamarnya. “Non Nadia…Non Nadia?” kata Mbok sambil mengetuk pintu kamar Nadia. “Iya Mbok ada apa?” Tanya Nadia sambil membuka pintu. “Ada tamu yang mencari Non di bawah.” “Siapa, Mbok?” Tanya Nadia penasaran. Nadia segera keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu. Betapa terkejutnya Nadia melihat Bisma karena ini pertama kali Bisma datang kerumahnya dan malam-malam pula. Nadia sangat senang Bisma datang kerumahnya karena Nadia juga habis memikirkan Bisma dan ternyata Bisma datang kerumahnya. “Bisma?” Sapa Nadia mengagetkan Bisma. “Ekh…Nadia.” “Kamu ngapain malam-malam datang kerumahku? Ada perlu apa?” Tanya Nadia penasaran. “Aku hanya mau bilang terima kasih, karena selama ini kamu udah bantu aku agar bisa dekat dengan Tania. Berkat kamu aku dan Tania sekarang udah jadian.” Kata Bisma dengan bahagia. Nadia serasa di sambar petir mendengar apa yang di ucapkan Bisma. Nadia merasa menyesal dan bersalah kepada dirinya sendiri karena dia terlanjut mencintai Bisma dan sekarang Bisma sudah jadian dengan sahabatnya sendiri. Dan dia harus menghapus perasaan yang sudah terlanjur tumbuh dalam hatinya. “Nadia… Nadia.” Panggil Bisma pada Nadia, sambil melambaikan tangan di depan Nadia. Karena Nadia hanya diam dan tidak merespon apa yang dia katakannya. “Ekh… iya kenapa?” Tanya Nadia kaget. “Owh… iya sama-sama.” Sambung Nadia kembali. “Okey. Kalau begitu aku pamit dulu yach. Karena udah malam.” Kata Bisma sambil berdiri dan beranjak ke pintu. “Hati-hati dijalan yach.” Kata Nadia sambil menutup pintu rumahnya ketika Bisma sudah menjalankan mobilnya. Nadia segera masuk kekamarnya dengan berlinangan air mata. Ia sangat menyesal telah menjadi Mak Comblang antara Bisma dan Tania. Malam ini menjadi malam paling menyakitkan bagi Nadia. Karena dia telah menemukan cinta pertamanya tapi ia harus merelakan cinta pertamanya untuk sahabatnya sendiri. Dia tidak bisa memejamkan matanya karena rasa sakit yang dia rasakan. Dia terus menangis hingga pagi tiba. Dan dia memutuskan untuk tidak masuk sekolah hari ini karena dia masih merasakan sakit yang mendalam. Nadia meng-SMS Tania dan memberittahukan kalau dia belum bisa sekolah hari ini. To Tania: Tan hari ini aku ngak skull ya!!! Coz aku demam nich. From Tania: Ap demam kmu parah? Kmu udah periksa ke dokter? Ntar pulang aq ksna yach. To Tania: Ngak parah kok. Tenang aja. Bisma sampai di sekolah dengan mobil sportnya. Dan dia segera berjalan ke kelasnya, sampai di kelas di langsung menghampiri Tania yang sedang duduk sendiri. “Met pagi sayang. Kok sendiri sich?” Sapa Bisma pada Tania. “Ekh… Bisma. Iya nich Nadia ngak masuk. Jadi aku ngak ada teman ngobrol.” Kata Tania dengan cemberut. “Ngak usah cemberut gitu kali,,, kan ada aku.” Kata Bisma gombal “Akh kamu bisa saja. Pagi-pagi udah gombal.” Kata Tania sambil tersipu malu. Saat pulang sekolah Bisma dan Tania datang kerumah Nadia untuk menjenguknya. Saat sampai di kamar Nadia, Nadia kaget melihat Tania datang bersama Bisma. Dia pikir Tania akan datang sendiri, tapi dia malah mengajak Bisma. Itu malah membuat hatinya semakin sakit. Tapi dia coba untuk memperlihatkan senyuman untuk sahabatnya itu. Walau hatinya merasakan sakit. “Nad, udah ngak Demam lagi? Udah mendingan? Udah minum obat?” Tanya Tania bertubi-tubi tanpa titik koma. “Tanyanya satu-satu dong. Iya aku udah ngak demam lagi, besok aku sekolah kok. Baru ngak ketemu sehari udah kaya ngak ketemu setahun dech.” Kata Nadia sambil tersenyum paksa. “Iya nich Nadia. Tania tadi di sekolah bawaaannya cemberut mulu, karena kamu ngak ada.” Kata Bisma sambil menggandeng Tania. “Bagaimana aku ngak cemberut. Aku merasa kehilangan kamu Nad, kamu kan udah aku anggap kakakku sendiri. Jadi kalau ngak ada kamu sehari sja serasa setahun.” Kata Tania sambil melepas gandengan Bisma dan memekuk Nadia. Mereka terus bercanda tawa bersama. Dan saat ada acara lomba menyanyi perkelas Bisma mewakili kelas kami untuk menyanyi. Dan sebelum Bisma menyanyi dia mengatakan kalau lagu ini lagu ciptaannya yang terinspirasi dari kekasihnya yaitu Tania Delsiana Putri. Mendengar itu aku merasakan cemburu yang sangat membuat ku kesal. Rasanya aku ingin namaku yang disebut Bisma dan bukan Tania. Tak terasa sudah tiga bulan Tania dan Bisma jadian dan Nadia sudah mulai merelakan sahabatnya itu bersama Bisma cinta pertamanya. Hingga suatu ketika Tania menceritakan kalau dia sebenarnya tidak tulus mencintai Bisma. Dia menerima Bisma karena dia tidak mau mengecewakan Bisma yang tulus mencintainya. Mendengar cerita Tania, Nadia merasa kecewa dengan sahabatnya dan dia merasa menyesal telah merelakan Bisma pada Tania. Dan Tania memutuskan akan segera mengakhiri hubungannya dengan Bisma. Karena dia tidak mau terus berbohong kepada Bisma. Dan Tania meminta Bantuan Nadia agar bisa putus dari Bisma. Nadia tidak habis pikir kalau dia mau menerima usulan Tania kalau dia yang telah membuat mereka jadian dan dia juga yang harus membuat mereka pisah. Tapi Nadia memilih menolak karena dia tidak mau ikut campur dalam urusan mereka. Tania merasa kecewa dengan Nadia karena menolak usulnya. Dan saat Nadia pergi kekamar mandi, Tania mengambil HP Nadia dan mengSMS Bisma kalau dia pengen putus dengan Bisma. Tania tidak memakai HPnya karena dia tidak berani menggunakan HPnya. To Bisma : Bis aq ingin mengakhiri hubungan kita. Karena aq merasa kurang cocok dngnmu, jadi dari pada kita lanjutkan lebih baik kita PUTUS!!! By Tania. Tania segera meletakkan kembali HP Nadia dan menghapus SMS yang dia kirim kepada Bisma, ketika Nadia keluar dari kamar mandi. Tania segera pamit pada Nadia kalau dia harus pergi karena ada urusan. Setelah Tania pergi tidak lama kemudian HP Nadia berbunyi menandakan SMS masuk. Nadia segera meraih HPnya dan membaca SMS itu. Dan betapa kagetnya dia membaca SMS dari Bisma. From Bisma : Nad tdk kusangka kmu brani mempermainkn perasaanku. Kmu membantu aku agar jadian dgn Tania dan kmu juga yg akn mengakhiri hubungan kmi. Nad knpa kmu kirim SMS kaya gitu? Ap kmu ngak suka aku jadiaan sma Tania? Klau kmu memang ngak suka knpa kmu bantu aq mendapatkan Tania? To Bisma ; Aq tdk mngerti ap maksud kmu ya Bis. Tpi aq ngak pernah SMS kmu hri ini. From Bisma: Sudahlah Nad aku kecewa denganmu. Ternyata diam- diam kmu mau menghancurkan hubunganku dgn Tania. I HATE YOU!!!. Nadia membaca SMS dari Bisma dengan menangis. Karena kini laki-laki yang dicintainya itu sangat membencinya. Nadia masih bingung apa maksud Bisma. Karena dia tidak merasa meng-SMS Bisma dan tiba-tiba Bisma marah-marah kepadanya tanpa alasan yang jelas. Besoknya di sekolah Nadia mencari Bisma untuk menjelaskan semuanya kalau dia tidak tahu apa-apa tentang masalah semalam dan menurutnya Tanialah yang melakukan itu semua. Setelah bertemu Bisma, Nadia mengajak Bisma untuk bicara berdua. Tapi Bisma malah cuek dan tidak memandangnya sedikitpun dia juga tidak mendengarkan Nadia yang sedang bicara dengannya. Nadia sakit dia merasa Bisma tidak menganggapnya. “Bis, lebih baik kamu pacaran sama Tania walaupun hatiku sakit. Tapi jangan kamu cuekin aku kaya gini BIs. Itu membuat hatiku lebih sakit Bis.” kata Nadia dalam hati. Setelah kejadian itu Tania dan Bisma beneran putus.Bisma pun memaafkan Nadia setelh mendapat penjelasan dari Tania. Nadia sangat senang karena Bisma telah memaafkannya dan dia juga punya kesempatan untuk bisa mendapatkan hati Bisma. Tapi semua harapannya pupus ketika Bisma memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya ke New York dan dia belum tahu pasti klau dia akan kembali atau tidak. Nadia sangat sedih mendengarnya. Pada hari keberangkatan Bisma, Nadia memutuskan kalau dia harus mengungkapkan perasaannya pada Bisma. Nadia memacu mobilnya untuk segera sampai ke Bandara sebelum Bisma berangkat. Setelah sampai di Bandara Nadia sibuk mencari Bisma kemana- mana. Sudah setengah jam Nadia mencari tapi dia belum juga menemukan Bisma. Nadia hampir menyerah ketika Bisma memanggilnya dari belakang. “Nadia?” panggil Bisma untuk meyakinkan kalu gadis yang dilihatnya itu benar-benar Nadia. “Bisma.” Kata Nadia setelah menoleh kebelakang dan melihat Bisma ada di hadapannya. Dan Nadia langsung memeluknya. “Kamu kenapa dating kemari? Apa kamu mencarika?” kata Bisma setelah Nadia melepas pelukannya. “Aku kesini karena ada yang perlu aku omoingin sama kamu.” Kata Nadia yakin. “Apa yang kamu perlu omoingin sama aku?” Tanya Bisma pada Nadia. “Sebenarnya aku sangat mencintai kamu Bis. aku mencintai kamu sejak kamu jadian dengan Tania tapi aku mencoba menhannya. Karena aku tidak mau merusak hubungan kalian. Tapi sekarang kalian sudah putus jadi aku punya kesempatan untuk mengungkapkannya.” Kata Nadia sambil meneteskan airmata. “Terima kasih karena kamu sudah mencintaiku. Tapi aku tidak bisa menerimamu. Bukan karena aku masih membencimu karena masalah yang kemarin. Tapi jujur aku tidak mencintaimu.” Kata Bisma “Aku tahu kamu pasti menolakku. Tapi yang penting bagiku aku telah mengungkapkan semuanya padamu. Sehingga aku bisa merasakan lega.” Kata Nadia sambil menghapus airmatanya dan berusaha tegar. “Kamu jangan sedih ya. Aku yakin kamu akan menemukan yang baik dariku. Aku Take Off dulu yach.” Kata Bisma samba memeluk Nadia dan berlalu pergi menuju pesawat yang akan segera berangkat. Nadia sangat sedih, bila menyadari kalau cintanya kembali bertepuk sebelah tangan. Cinta memang tak harus memiliki. Mengungkapkannya itu sudah baik bagiku dari pada harus memendam perasaan ini secara terus menerus. Oleh:Wida Silva Prameswari pada 16 September 2012 pukul 16:17 ·
Subscribe to:
Posts (Atom)